mukjizat.co – Istiqomah dalam berdakwah akan membuat seorang Muslim tetap menyebarkan Islam, meski itu memerlukan waktu yang sangat panjang. Harapannya adalah bertemu dengan Allah Taala dalam keadaan terbaik. Walaupun akhirnya mungkin tidak mencapai apa yang dicitakan, tapi dirinya berpisah dengan dunia ini dalam kondisi terbaiknya. Dalam kondisi berdakwah. Bukan dalam kondisi meninggalkan dakwah.
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya).” [Al-Ahzab: 23]
Jalan untuk memperbaiki umat ini membutuhkan waktu yang lama, tahapan yang panjang, dan menghadapi tantangan yang banyak. Namun, itulah satu-satunya jalan yang dapat mengantarkan pada tujuan. Selain itu, pahalanya besar itu sangat menarik kita untuk menjalaninya. Maka sepanjang apa pun seorang da’I harus istiqomah dalam berdakwah.
“Dan mereka berkata, Kapan itu?’ Katakanlah, Mudah-mudahan ia dekat’.” [Al-Isra’: 51]
Agar dakwah Islam dapat hidup dan tersebar, maka diperlukan para da’I yang yang ikhlas, giat berjuang, rela berkorban, selalu istiqomah dalam setiap keadaan, tegar dalam menghadapi berbagai ujian, sabar dalam menghadapi berbagai kesulitan, serta mampu menyelesaikan berbagai tantangan. Tetap menjaga istiqomah dalam berdakwah.
Itu semua dilakukan dengan tanpa henti, tanpa lelah, tanpa jemu, dan tanpa ada pengenduran. Ketegaran para da’i menapaki tahun-tahun panjang merupakan asas keberhasilan perjuangan. Oleh karena itulah, istiqomah dalam berdakwah adalah syarat yang tidak bisa diabaikan. Allah memberikan petunjuk dalam Al-Qur’an dalam hal ini.
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan, kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga! Dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” [Ali Imran: 200]
“Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” [Al-Baqarah: 177]
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguh-nya pertolongan Allah itu amat dekat.” [Al-Baqarah: 214].
Dalam sebuah hadits, Khabbab bin Art ra. berkata, “Kami mengadu kepada Rasulullah saw. yang saat itu tengah berbantal burdahnya di bawah naungan Ka’bah. Kami berkata, “Tidakkah engkau meminta pertolongan untuk kami, dan tidakkah engkau berdoa untuk (kebaikan) kami?”
Rasulullah saw. menjawab, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian ada yang dibuatkan galian di tanah, lalu mereka diletakkan pada galian tersebut, kemudian dibawakan gergaji, lantas diletakkan di kepalanya, sehingga terbelah menjadi dua bagian, dan disisir dengan sisir besi, sehingga terpisah daging dan tulangnya.
Namun, hal itu tidak menghalangi mereka dari agamanya. Demi Allah, Allah akan menyempurnakan urusan (agama) ini, sehingga pengendara yang berjalan dari Shan’a ke Hadramaut, tidak takut kecuali kepada Allah dan takut harimau atas kambing-kambingnya. Akan tetapi kalian adalah kaum yang tergesa-gesa.” [Ahmad]
Allah Taala banyak memerintahkan hamba-Nya untuk teguh dan bersabar, karena jalan dakwah dipenuhi dengan berbagai gangguan dan tantangan. Apabila seorang da’i tidak menghiasi dirinya dengan sifat istiqomah dalam berdakwah, maka dakwah Islam tidak akan ada orang yang mengembannya.
Di dalam diri Rasulullah saw. terdapat teladan yang baik bagi kita. Beliau selalu berdakwah dan berjuang untuk menggapai tujuan, meskipun banyak menemui tantangan, kesulitan, bujukan, dan ancaman.
Pernah kaum musyrikin menawarkan harta, pangkat, dan berbagai kenikmatan kepada Rasulullah saw. asalkan beliau mau meninggalkan dakwahnya. Tapi mereka tidak berhasil membujuk Rasulullah saw. Oleh karena itu, mereka menggunakan ancaman dan intimidasi, namun cara ini pun tidak berhasil.
Bahkan, Rasulullah saw. mengucapkan kata-kata yang sangat terkenal kepada pamannya, agar seluruh dunia dapat mendengar serta merenungkan, dan para da’i sepanjang masa di seluruh penjuru meneladaninya. Kata-kata tersebut adalah:
“Demi Allah, wahai pamanku, andai mereka bisa meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, agar aku meninggalkan urusan (dakwah) ini, maka aku tidak akan meninggalkannya, sehingga Allah memenangkannya atau aku binasa karena (membela)nya.” [Sirah Ibnu Hisyam: 1/240]
Para sahabat ra. pun turut bersabar, teguh, tidak melemah, dan tidak menyerah hingga bertemu dengan Allah Taala. Di antara mereka ada yang mendapat keuntungan berupa mati dalam perjuangan, dan di antara mereka ada yang dibahagiakan dengan cara lain yaitu mendapatkan kemenangan.
Sumaiyah, Yasir, Bilal, Mush’ab, dan masih banyak lagi adalah para sahabat Rasulullah saw. yang bersabar, teguh dan istiqomah dalam berdakwah kepada Allah Taala.
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak sedikit pun mengubah (janjinya).” [Al-Ahzab: 23]
Abu Bakar ash-Shiddiq ra. misalnya. Beliau adalah sahabat terdekat Rasulullah saw. yang lembut hati ini, tapi sangat tegar dalam menghadapi gelombang kemurtadan. Bahkan, beliau mengatakan, “Apakah agama ini akan berkurang, padahal aku masih hidup? Demi Allah, andaikan mereka tidak memberikan kepadaku ‘iqal (tali kekang unta) yang pernah mereka berikan kepada Rasulullah saw. tentu aku akan memerangi mereka karenanya.”
Silakan baca juga:
- Melindungi Umat dari Bahaya Khawarij
- Kuat Menahan Badai, Roboh Karena Hal Remeh
- Kasih Sayang Rasulullah Kepada Pembencinya
- Kisah Asiya: Kehendak Allah Pasti Terwujud
- Selamat dari Sikap Ekstrem, Bagaimana?
Para sahabat Rasulullah saw. adalah generasi paling terdepan yang dimaksud oleh firman Allah Taala:
“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikutnya yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh).
Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada doa mereka selain ucapan, ‘Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” [Ali Imran: 146-147]. (sof1/mukjizat.co)
Mutiara tadabur para ulama tafsir: Al-Fatihah I Al-Baqarah I Ali Imran I An-Nisa
Ikuti kami juga di Media Sosial
Tulis komentar terbaik Anda di sini