mukjizat.co – Mari mengambil pelajaran hidup dari kisah Nabi Yusuf as. Sebuah perbuatan dosa bisa terjadi karena ada persepsi yang salah dalam hati dan pikiran pelakunya:
Perbuatan buruk dilihat sebai sesuatu yang menguntungnya, bisa dinikmati, lupa dengan akibat buruknya.
Kita akan terhindar dari perbuatan dosa kalau mempunyai persepsi yang benar. Makanya kita hendaknya selalu berdoa:
اللهم أرنا الحق حقا وارزقنا اتباعه. وأرنا الباطل باطلا وارزقنا اجتنابه
“Ya Allah, tunjukkan kepada yang benar itu benar, dan karuniakan kami untuk mengikutinya. Dan tunjukkan kepada kami yang batil itu batil, dan karuniakan kami untuk menjauhinya.”
Kita memohon agar yang benar terlihat benar, dan kita bisa melaksanakannya. Yang salah terlihat salah, dan kita bisa menjauhinya.
Dalam kisah Nabi Yusuf as. disebutkan:
- (وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ). Wanita itu sudah benar-benar ingin melakukan perbuatan zina dengan Nabi Yusuf as.
- (وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَى بُرْهَانَ رَبِّهِ). Nabi Yusuf as. akan ingin melakukan hal itu seandainya saja tidak melihat cahaya dari Allah Taala.
Nabi Yusuf as. yang berada dalam kondisi sangat terpojok untuk melakukan perbuatan buruk. Bagaimana tidak? Dia hamba sahaya, masih mudah, jauh dari keluarga sehingga tidak perlu malu. Yang mengajaknya adalah wanita cantik, berkuasa, mengancam penjara jika tidak dituruti hasratnya.
Tanpa persepsi yang benar bahwa hal itu adalah perbuatan buruk, Nabi Yusuf as. akan jatuh. Tapi Allah Taala memberikan cahaya-Nya. Nabi Yusuf as. pun memiliki persepsi yang benar. Yang buruk terlihat buruk. Nabi Yusuf as. pun selamat.
Tanpa cahaya Allah, tanpa persepsi yang benar, semua orang pasti akan melihat kondisi Nabi Yusuf as. sebagai sebuah keberuntungan.
Itulah perbedaan orang yang mendapatkan cahaya dan orang yang tidak mendapatkannya:
أَفَمَنْ يَمْشِي مُكِبّاً عَلَى وَجْهِهِ أَهْدَى أَمَّنْ يَمْشِي سَوِيّاً عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Maka apakah orang yang berjalan terjungkel di atas mukanya itu lebih banyak mendapat petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus? [Al-Mulk: 22]
Oleh karena itu, kita hendaknya mengusahakan cahaya Allah Taala.
Rasulullah saw. bersabda:
والصلاة نور
“Dan shalat adalah cahaya” [Muslim].
Shalat adalah sarana mendapatkan cahaya. Shalat menjadikan Al-Quran yang kita baca menjadi cahaya, pedoman kita dalam menjalani kehidupan.
Akan lebih lengkap jika Anda membaca juga:
- (Video) Konon di Sumur Inilah Nabi Yusuf AS. Dibuang
- Siapa yang Lebih Good Looking, Rasulullah SAW. Atau Nabi Yusuf AS?
- Kenapa Tidak Ada Kata Fir’aun dalam Kisah Nabi Yusuf as?
Karena itulah Allah Taala berfirman:
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء َوالْمُنكَر
“dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.” [Al-Ankabut: 45].
Itulah pentingnya cahaya Allah Taala dalam kehidupan kita sehari-hari. Pelajaran yang sangat kuat dalam kisah Nabi Yusuf as. bahwa kita semua berada dalam bahaya jika tidak mendapatkan cahaya dari Allah Taala. Hidup menjauh dari cahaya Allah Taala. (sof1/mukjizat.co)
Raih cahaya hidayah dalam serial TADABUR AL-QURAN, berisi ringkasan tadabur para ulama tafsir:
Tulis komentar terbaik Anda di sini