mukjizat.co – Semua harus berusaha menjaga kesucian diri. Tapi seorang wanita lebih dituntut untuk bisa melakukannya. Karena jika wanita terjaga kesuciannya, kebaikan bagi semua orang akan lebih mudah didapatkan. Seorang wanita cerdas menjaga kesucian.
Allah Taala berfirman:
قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ. قَالَ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُنْكِحَكَ إِحْدَى ابْنَتَيَّ هَاتَيْنِ عَلَى أَنْ تَأْجُرَنِي ثَمَانِيَ حِجَجٍ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِنْدِكَ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّالِحِينَ.
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.”
Berkatalah dia (Syuaib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.” [Al-Qashash: 26-27].
Adalah seorang nabi yang diutus Allah Taala di sebuah negeri bernama Madyan. Nabi Syu’aib bin Mikail bin Yasyjir bin Madyan bin Ibrahim as.
وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا
“Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syuaib.” [Al-A’raf: 85]
كَذَّبَ أَصْحَابُ الْأَيْكَةِ الْمُرْسَلِينَ. إِذْ قَالَ لَهُمْ شُعَيْبٌ أَلَا تَتَّقُونَ
“Penduduk Aikah telah mendustakan rasul-rasul; ketika Syuaib berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?” [Asy-Syuara: 176].
Shafuria, sejarah tidak menyebutkan masa kecilnya. Tentu seperti anak nabi-nabi yang lain, hidup sederhana, bahkan membantu dalam menggembala kambing. Wanita cerdas menjaga kesucian.
Hidup di padang pasir dengan segala kebaikannya: Langit terbuka. Matahari bebas. Tanah terhampar luas. Angin yang sepoi-sepoi. Sehat, semangat, aktif, gesit. Bergabung dalam semua aktivitas masyarakat. Tidak ada kesempatan untuk santai dan bermalasan.
Takdir mengantarkan Musa as. kepadanya. Musa as. muda secara tidak sengaja membunuh seorang Koptik. Tidak melalui mahkamah yang menghadirkannya, beliau divonis qishash.
Bisa melarikan diri berkat jasa salah seorang keluarga istana
يَا مُوسَى إِنَّ الْمَلَأَ يَأْتَمِرُونَ بِكَ لِيَقْتُلُوكَ فَاخْرُجْ إِنِّي لَكَ مِنَ النَّاصِحِينَ
“Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu.” [Al-Qashash: 20].
Sampai di Madyan, dan bertemu dengan dua orang puteri nabi Syu’aib as. Wanita cerdas menjaga kesucian.
وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ دُونِهِمُ امْرَأَتَيْنِ تَذُودَانِ
“Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya).” [Al-Qashash: 23].
Beliau membantu mereka berdua tanpa pamrih, lalu berdoa kepada Allah swt.
فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
“Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa, “Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.”[Al-Qashash: 24].
Ternyata doa itu langsung dikabulkan Allah Taala. Sangat mungkin karena dipanjatkan setelah melakukan amal kebaikan sebagai sebuah tawasul.
Allah Taala hendak memberikan kebaikan yang sangat besar kepada Musa as. dengan kedatangan seorang gadis yang sangat mulia. Wanita cerdas menjaga kesucian.
فَجَاءَتْهُ إِحْدَاهُمَا تَمْشِي عَلَى اسْتِحْيَاءٍ قَالَتْ إِنَّ أَبِي يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا
“Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan) mu memberi minum (ternak) kami.” [Al-Qashash: 25]
Dikisahkan bahwa Shafuria datang sembari menutup wajahnya dengan kain lengannya. Rasa malu yang mendorongnya untuk melakukan apapun untuk menjaga kesucian.
Kisah lain menunjukkan bahwa saat pulang bersama Musa as. pun Shafuria, berjalan di depan Musa as. untuk menunjukkan arah. Tapi beliau merasa malu karena angin menyingkap betisnya.
Akhirnya beliau beralih berjalan di belakang. Beliau menunjukkan arah dari belakang dengan melempar kerikil ke kanan jika harus berbelok ke kanan, dan melempar kerikil ke kiri jika harus berbelok ke kiri.
Demi menjaga kesucian, Shafuria harus repot-repot seperti itu. Wanita cerdas menjaga kesucian.
Cerdasnya Shafuria juga terlihat saat Musa as. sedang berbincang-bincang dengan ayahnya. Saat itu Shafuria mengutarakan sebuah permintaan.
قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, ‘Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.’” [Al-Qashash: 26]
Shafuria mengusulkan agar Musa as. diangkat menjadi pekerja untuk Nabi Syu’aib as. Di antara alasan yang disampaikannya, bahwa dirinya dan saudarinya kesusahan saat menggembala kambing karena harus berinteraksi dengan kaum laki-laki. Mereka ingin menjaga kesucian.
Lalu Musa as. juga adalah orang asing yang butuh tempat bernaung.
Musa as. juga orang yang kuat (qawiyyun), karena para lelaki menyingkir saat beliau membantu menimba air.
Musa as. juga dinilai bisa menjaga amanah (aminun) karena menjaga pandangannya saat berjalan dengan Shafuria, dan menolak makan ketika dijamu khawatir menjadi upah atas bantuannya.
Usulan itu disampaikan dengan lancar, lugas, tanpa ragu-ragu dan khawatir dituduh macam-macam. Wanita cerdas menjaga kesucian.
Ternyata usulan itu diterima ayahnya dengan jawaban yang mengagetkan.
قَالَ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُنْكِحَكَ إِحْدَى ابْنَتَيَّ هَاتَيْنِ عَلَى أَنْ تَأْجُرَنِي ثَمَانِيَ حِجَجٍ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِنْدِكَ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّالِحِينَ
“Berkatalah dia (Syuaib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.” [Al-Qashash: 27]
Nabi Syu’aib as. memahami maksud hati putrinya, Shafuria. Ketika mengangkat Nabi Musa as. sebagai pekerja, Nabi Musa as. pun harus tinggal di rumah mereka. Sementara tidak ada laki-laki di rumah itu selain Nabi Syu’aib as. yang sudah tua.
Karena hanya ada anak-anak perempuan, agar keberadaan Musa as. di rumah itu tidak melanggar aturan syariat, maka dia harus dinikahkan dengan salah seorang putrinya.
Nabi Syu’aib as. paham betul bahwa Shafuria telah menaruh hati kepada Nabi Musa as. Namun ketertarikannya adalah ketertarikan yang didasarkan kepada alasan yang benar. Alasan yang tentunya adalah hasil pendidikan ayahnya, Nabi Syu’aib as.
Suhafuria telah diajari bagaimana mengetahui apa yang harus dicari dalam diri seorang laki-laki. Itulah al-quwwah (kekuatan) dan al-amanah (dapat dipercaya). Sehingga begitu Shafuria mendapatkan laki-laki yang memiliki kriteria itu, Nabi Syu’aib as. pun tanpa ragu-ragu menikahkan putrinya.
Demikianlah, seorang putri nabi yang telah berhasil menjaga kesuciannya, memiliki kecerdasan yang luar biasa, mempunyai ketrampilan dalam mengungkapkan isi hati dan pikirannya. Wanita baik untuk laki-laki baik, laki-laki baik untuk wanita baik. Wanita cerdas menjaga kesucian. (sof1/www.mukjizat.co)
Baca juga:
Tulis komentar terbaik Anda di sini