mukjizat.co – “Seburuk-buruk orang adalah orang yang membunuh seorang nabi, atau dibunuh oleh seorang nabi,” demikian sabda Rasulullah saw.
Perang Uhud yang terjadi pada tahun 3 H adalah perang yang dimaksudkan orang-orang kafir untuk membalas dendam atas kematian banyak pemimpin mereka di Perang Badar.
Keluarga mereka memprovokasi suku Quraisy untuk segera mendatangi Madinah dan menyerang umat Islam. Di antara yang paling getol mendorong perang ini adalah Ubay bin Khalaf.
Karena tidak kuat menahan dendam itu, dia pun mengatakan, “Gunakan harta-hartaku ini untuk memerangi Muhammad.” Maka berhasil dikumpulkanlah 3 ribu orang. Mereka diberangkatkan ke Madinah, namun akhirnya memilih untuk berloasi di sekitaran bukit Uhud.
Rasulullah saw. pun berhasil memobilisasi pasukan Muslim. Bahkan banyak di antara pengikutnya yang bersemangat secara berlebihan untuk turut serta karena mereka absen dalam perang sebelumnya, Badar.
Rasulullah saw. menawarkan dua pilihan strategi; bertahan di Madinah atau keluar dan menemu pasukan Quraisy di Uhud. Singkat cerita, diputuskanlah untuk keluar dari Madinah.
Sa’ad bin Abi Waqqash bercerita, “Aku melihat di kanan-kiri Rasulullah saw. dua orang berpakaian putih. Keduanya turut berperang dan melindungi beliau. Dua orang itu tidak kukenal sama sekali.” Sa’ad berkeyakinan mereka adalah Jibril as. dan Mikail as.
Walaupun sangat sering Rasulullah saw. berperang, tapi beliau tidak ingin membunuh seorang pun musuhnya. Ternyata ada satu orang yang dibunuh beliau dengan tangannya sendiri. Dialah Ubay bin Khalaf Al-Jumahi.
Sebelum berangkat ke Uhud dan menggunakan masker dari besi, Ubay bersumpah akan membunuh Rasulullah saw. Maka Rasulullah saw. pun mengatakan, “Tidak. Dialah yang akan aku bunuh. Insya Allah.”
Di medan laga, Ubay pun mencari Rasulullah saw. Dia mengatakan, “Sungguh aku tidak akan selamat jika Muhammad selamat.” Ketika mendekat kepada Rasulullah saw., Mush’ab bin Umar ra. menyambutnya demi melindungi nabinya.
Saat itu, walaupun wajah dan tubuhnya terlindungi baju perang dari besi, Rasulullah saw. melihat ada satu celah. Ditusukkanlah tombaknya di celah itu hingga Ubay jatuh tersungkur dari kudanya.
Ubay tergelepar-gelepar walaupun tidak ada satu tetes darah pun yang keluar dari tubuhnya. Pasukan Quraisy yang lain berusaha menyelamatkannya sambil berkata, “Kenapa kamu seperti ini kesakitannya, padahal hanya terkena goresan tombak?”
Ternyata itu adalah salah satu mukjizat Rasulullah saw. Ubay tewas dalam di tangan Rasulullah saw. walaupun tusukannya tidak mengakibatkan luka sama sekali. (sof1/mukjizat.co)
Mutiara tadabur para ulama tafsir: Al-Fatihah I Al-Baqarah I Ali Imran I An-Nisa
Ikuti kami juga di Media Sosial
Tulis komentar terbaik Anda di sini