mukjizat.co – Mungkin di antara kita masih banyak yang tidak betah lama-lama mendengarkan tilawah Al-Quran. Apalagi langsung membacanya sendiri. Sungguh kondisi ini sangat berbeda dengan kenyataan bahwa Al-Quran adalah bacaan terbaik.
Buktinya, orang-orang Arab yang memahami kandungan Al-Quran, mereka senang mendengarkan bacaan Al-Quran dengan penuh ketekunan. Padahal mereka masih musyrik, belum beriman kepada Allah Taala.
Dalam Sirah Nabawiyah karya Ibnu Ishaq diceritakan bahwa Abu Sufyan, Abu Jahal, dan Al-Akhnas bin Syuraiq, pergi ke rumah Rasulullah saw. pada malam hari. Masing-masing tidak mengetahui ada rekannya yang turut dalam acara malam mereka ini. Masing-masing yakin bahwa hanya dirinyalah yang punya kebiasaan ‘memalukan’ ini.
Sepanjang malam mereka duduk di persembunyian masing-masing di luar rumah, dan mendengarkan Rasulullah saw. yang dengan membaca Al-Quran dalam shalat malamnya yang panjang. Allah Taala menyebutkan bagaimana shalat malam Rasulullah saw.:
“Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan.” [Al-Muzzammil: 2-4].
Rasulullah saw. bisa shalat malam hingga 2/3 malam. Bisa dibayangkan lamanya beliau berdiri dalam rakaat-rakaatnya yang panjang.
Selama itu pula tiga orang Musyrikin itu mendengarkan penuh seksama. Hingga ketika datang fajar, mereka bertiga pun mengendap-endap meninggalkan rumah Rasulullah saw. berharap tidak ada orang yang melihat kelakuan ini. Ternyata ketika sampai di jalan utama, mereka bertiga bertemu.
Mereka pun saling mencela, kenapa bisa melakukan hal yang sangat bertolak belakang dengan sikap politik mereka selama ini yang memusuhi Rasulullah saw. Mereka pun saling menyalahkan.
“Jangan sampai orang-orang mengetahui apa yang kita lakukan ini. Kalau mereka tahu, mereka pasti akan menjadi pengikut Muhammad,” demikian mereka beralasan.
Ternyata di malam berikutnya masing-masing mereka melanggar perjanjiannya. Diulangi lagi kelakuan mereka malam sebelumnya. Di waktu fajar, keributan pun kembali terjadi di jalan utama. Demikianlah kejadian seperti ini beberapa kali terulang.
Hingga akhirnya, pada kali terakhir, mereka sepakat untuk berjanji tidak akan mengulanginya perbuatan itu lagi. Demikianlah bagaimana Al-Quran yang sebenarnya. Orang Musyrikin pun sangat senang mendengarkan Al-Quran. Kita pun kalau mengetahui maknanya akan bisa menikmati keindahan wahyu Allah Taala ini. (sof1/mukjizat.co)
Tulis komentar terbaik Anda di sini